Traveling

Jalan-Jalan Sambil Mengajar di Pulau Tanpa Guru

Assalamualaikum..
Hai gaess..?? Gimana kabar? Udah lulus? Udah nikah? Udah kerja..?? hahhaa.. #yang nanya gitu minta dikeplak!

Well, kali ini aku mau nulis tentang pengalaman selama berkunjung ke suatu pulau dimana bangunan sekolahnya ada tapi gak ada guru yang mengajar disana. Sudah lebih satu tahun lamanya anak –anak dipulau itu enggak belajar lagi setiap senin-jumat karena orang terakhir yang didapuk mengajar disana mengundurkan diri. Hanya setiap akhir pekan ada temen-temen relawan dari Rumah Baca Bandar Lampung yang masih rutin menjaga asa mereka untuk tetap semangat mengejar mimpi.
Pulau Tegal. Yap itulah nama pulau di provinsi lampung yang aku kunjungi bareng suatu komunitas 1000guru. Komunitas yang mulai booming melalui agenda mereka “Teaching and Traveling” mengunjungi sekolah-sekolah di pelosok negeri yang kurang perhatian dari pemerintah baik setempat maupun pusat. Harapannya setelah dikunjungi dan diliput serta blow up melalui jejaring twitter, sekolah-sekolah tersebut dapat terbantu entah melalui donator yang dermawan maupun tindakan resmi dari pemerintah.

Aku sendiri tau info kalo ada agenda mereka di Pulau Tegal lewat jejaring twitter dan kebetulan posisiku waktu itu lagi liburan akhir semester di lampung jadi aku pikir ini suatu kesempatan bisa mengenal kampung kelahiran lebih jauh karena jujur saya lebih paham pulau Jawa dengan seluk beluknya dibandingkan tanah kelahiran, Lampung. Jadi pas ada kesempatan untuk “traveling” ke Pulau Tegal ini gak aku sia-siain lagi deh, langsung kontak bang jim selaku coordinator pusat. Dan kata mas jimi karena posisiku waktu udah di lampung diminta koordinasi langsung dengan PJ wilayah lampung, mas Sandi.
Berhubung saya ke Pulau Tegal ini dalam rangka Teaching and Traveling bareng temen-temen 1000guru jadi saya kurang tau cost bersih rata-rata untuk wisatawan, yang pasti kalo sebelum nyebarang udah ngubungin nelayan orang sana bakalan lebih murah dan bisa nawar dibandingin nawar on the spot, selain itu kalo kita ngubungin orang sana sebelum berangkat kita juga bisa sekalian pesen alat-alat snorkling. Pak Tang namanya, orang yang bantu perjalanan kami tim 1000guru menuju pulau Tegal. Kalo minat bisa kontak aku tar aku kasih kontaknya beliau.
Trip kali ini dimulai dari Kota Bandar Lampung, tepatnya terminal Rajabasa menuju Pantai Sari Ringgung, tempat kita menyebrang menuju pulau Tegal. Perjalanan menuju Pantai Sari Ringgung yang terletak di Desa Sidodadi Kec. Padang Cermin Kabupaten Pesawaran ini membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Bandar Lampung. Jalan berlubang akan kita temui di beberapa titik menuju pantai ini. Beberapa objek wisata pantai seperti Pantai Puri Gading, Pantai Duta Wisata, Pantai Mutun dan Pantai Queen Artha akan kita lewati sebelum sampai di pantai yang lebih terkenal dengan sebutan Pantai Ringgung. Pepohonan dan deretan pegunungan setia menemani perjalanan.
Ditengah perjalanan menuju Pulau Tegal kalian bakal ngeliat suatu pemandangan unik, yaitu Masjid Terapung. Masjid Terapung Al Aminah, demikian nama masjid yang terletak di kawasan pantai Ringgung. Berbeda dengan masjid-masjid terapung yang pernah saya kunjungi, masjid ini benar-benar terapung di lautan. Diantara deretan keramba yang tersebar di kawasan Pantai Ringgung, tersembul sebuah masjid yang juga terapung disana. Masjid Terapung Al Aminah menggunakan sistem keramba. Sewaktu-waktu masjid ini bisa saja bergerak mengikuti gelombang. Masjid ini terbuat dari kayu papan yang dibentuk dengan sangat unik dan sederhana.

Agenda TT sendiri dilaksanakan selama tiga hari, dimulai dari hari jumat-minggu. Jadi nanti selama tiga hari tersebut acara teaching sekaligus traveling menikmati pulau Tegal itu kami lalui baru kembali ke rumah masing-masing.
Sebenernya letak pulau Tegal sendiri kalo menurutku gak jauh-jauh banget dari pusat kota Bandar Lampung karena dari Terminal Raja Basa cuma butuh waktu sekitar 1,5 jam sampe bibir pantai  Sari Ringgung selanjutnya dari bibir pantai butuh waktu 20 menit untuk sampe pulau Tegal. Alokasi waktu kaya gitu ditambah medan yang gak jelek-jelek amat menurutku masih baik dibandingkan dengan perjalanan menuju objek wisata Teluk Kiluan di kabupatenku, Tanggamus dimana kita bisa menikmati lumba-lumba liar yang jumlahnya ratusan ditengah laut dan cuma ada dua tempat di Indonesia yang bisa kaya gini, Tanggamus dan Pulau Bali. Perjalanan dari Pusat Kota Bandar Lampung untuk sampe ke Teluk Kiluan sendiri bisa menghabiskan waktu sekitar 4-5 Jam, ditambah medan yang bener-bener ekstrim maka sering wisatawan yang berkunjung kesini harus nginep di cottages yang udah disiapin pengelola. Eh kok jadi ke Teluk Kiluan ya..?? sampe mana tadi..?? hehhe

Jadi dengan waktu tempuh ke Pulau Tegal yang begitu jauh dari pusat kota Bandar Lampung harusnya daerah ini dapat menikmati juga akses kesehatan dan pendidikan bukan cuma keindahan alamnya saja yang di eksploitasi. Padahal teluk kiluan yang begitu jauh serta beratnya medan untuk kesana saja masih banyak guru, masak di Pulau Tegal yang indah banget kaya gitu gak punya guru?

Sekedar info di Pulau Tegal ini sumber listrik satu-satunya berasal dari Genset yang dipasang dirumah warga dan baru mulai dihidupkan ketika waktu maghrib tiba, sehingga beberapa keluarga yang hendak memanfaatkan listrik untuk menonton televisi dan semacamnya bisa menggunakan. Tapi itupun cuma sebentar banget karena jam 10 malem listrik bakal dimatiin lagi seluruhnya sehingga 31 Kepala Keluarga (KK) yang ada dipulau tersebut kembali ke jaman penjajahan dulu dimana penerangan kembali menggunakan lampu teplok. Padahal udah 68 tahun Indonesia Merdeka? #miriss.. kadang suka bertanya lagi bener gak sih sebenernya kita udah merdeka? #mirriissss
Jumat sore kami peserta dari lampung udah bersiap menyambut temen-temen yang bakalan datang dari Pulau Jawa bersama crew Net TV, karena rencananya (dan emang akhirnya) acara kita disiarin di program televise Lentera Edisi Pulau Tegal di Net TV. Yang mau nonton kegiatan-kegiatan kami di Pulau Tegal bisa stream via Youtube DISINI.
Hari sabtu pagi kita langsung siap-siap menyambut banyak hal selama dua hari kedepan. Hal pertama yang kita lakuin adalah dateng ke kelas langsung bareng adik-adik di pulau tegal sekalian kenalan antara kami dan mereka. Abis itu kita langsung gotong-gotong bangku yang ada dikelas untuk belajar bareng di pinggir pantai.. asik banget,, 😀

Belajar bareng kakak-kakak 1000_guru di pinggir pantai

Di pinggir pantai ini pertama kali adalah acara main game dan nyanyi lagu anak-anak disertai gerakan unik yang diajarin sama Kakak guru dari jakarta. Acara selanjutnya yaitu dengerin dongen yang disampein sama kak Clara, kakak guru dari palembang. Kak Clara ini jago banget mendongen, adik-adik pulau tegal langsung takzim mendengar kak Clara yang mendongeng penuh penghayatan. Bahkan ada salah satu anak pulau tegal namanya Fahri yang saking menghayatinya dia sampe nangis tersede-sedu lama banget pas ditakut-takutin sama kakak Bachsin yang memerankan tokoh yang lagi didongenin sama Kak Clara.
#Unforgetable moment forever.

Acara belajar dipantai ditutup dengan pembagian seragam sekolah, tas beserta kelengkapan alat tulisnya, juga sepatu. Nah bagian ini yang bikin saya haru biru, nahan nafas dan agak merinding waktu bantu mereka pake seragam dan ngiket tali sepatu. Why?? Secara mereka sebelumnya gak pernah make barang beginian. Step by step ngajarin mereka make sepatu itu sesuatu banget ya.. kita bener-bener udah jadi makhluk yang gak bersyukur banget kalo sampe menyia-nyiakan sekolah kita yang dibiayai oleh orang tua kita. Kalo masih males-malesan sekolah kayaknya temen-temen perlu untuk sekali-kali berkunjung ke Pulau Tegal ini. Abis itu pasti bakalan semangat sekolah, semangat kuliah lagi 😀

Setelah mereka siap dengan seragam, tas sepatu mereka, kita lanjutkan dengan acara mini upacara dengan hanya bermodal bendera merah putih tercinta. Bang Jimi mengajak kami hormat dan menyanyikan lagu indonesia raya, karena betapapun kurangnya perhatian pemerintah pada wilayah ini, kita harus tetap cinta Indonesia. Apapun yang terjadi Indonesia tetap di hati. Upacara itu ditutup dengan deklarasi dari anak-anak Pulau Tegal bahwa mereka akan tetap menjaga asa mereka untuk tetap menggapai mimpi disertai pekikan kepada presiden RI yang tercinta, “PAK PRESIDEN, GURUNYA MANA?”
Bapak Presiden, kami sudah berseragam dan punya sekolah, dimana guru kami pak??
Menjelang sore akhirnya kami menlajutkan agenda TT yaitu traveling menyusuri keindahan Pulau Tegal. Tujuan kami adalah spot snorkling yang ada di balik pulau yang kami tempati ini. Jadi untuk kesana kami harus menaiki perahu lagi memutari pulau kira-kira selama 25 menit. Untung saya dan beberapa temen udah pesen alat-alat snorkling include sepatu katak.. murah loh 50 ribu make sepuasnya waktu pesen ke mas sandi.
Aku bersyukur banget bisa ikutan kegiatan ini. Bisa kenal lampung lebih jauh, dapet temen dari komunitas yang baru, yang mungkin merubah jalan takdirku dimasa depan. Makasih banget buat kakak-kakak 1000guru atas pertemuannya, makasih buat bang jimi, mas sandi, kak Firda, Kak Pobby, Kak Adit, Kak Sayid, Kak Adit, Kak Bachsin, Kak candra, makasih semua. Buat Kak rona dan KaK Clara tunggu saya di Palembang ya.. I’ll be there, someday 😀

Bermain sambil belajar dengan komunitas @1000_guru

1000_guru featuring dompet dhuafa mengajar di pulau Tegal, lampung

This is some pictures, The Beauty of Tegal Beach Lampung 😀

Snorkling spot area disini keren asli temen-temen, sayang gak ada yang bawa underwater.. padahal alam bawah lautnya… ahh sudahlah…

Snorkling time.. 😀
pantai yang nyaris tanpa ombak.. beautifulll.. 😀

Perjalanan menuju pulau Tegal

See,, hijaunya… saya suka sekali pantai ini… 😀

Suatu saat saya pasti kembali kesini 😀

Pendidikan adalah jalan pintas merubah kesejahteraan suatu bangsa- @arifyogaID

Tribute for Indonesian #Voluntourism
#Sekian..Wasalam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *