Jalan-jalan ke Malaysia #Edisi Sit In Part 1
Bismillah..
Assalamualaikum..
Hai guys.. dah lama ya ga ngblog lagi, kemaren-kemaren lagi fighting nyusun amunisi buat iBt dan dah kangen banget pengen nulis lagi 😀 . Kali ini mau nulis tentang penglaman beberapa waktu lalu yang dikasih kesempatan sama Alloh untuk berkunjung ke negeri tetangga. Malaysia. Yapp awal oktober lalu saya dan temen-temen sekelas dapet “jatah” berkunjung ke kempus UPSI dalam rangka Sit In di kampus tersebut. Program ini merupakan kerjasama antara universitas kami (UNY) dengan UPSI Malaysia. Mungkin beberapa temen ada yang masih bingung artinya Sit In itu apa? Kurang lebih Sit In itu artinya kita seolah-olah jadi mahasiswa di kampus tujuan, dimana ketika program Sit In berlangsung kita bakalan dapet jadwal kuliah, jadwal bus (bas – malay) dan lain-lain sebagai informasi buat ngebantu “kuliah” kita dikampus tujuan.
Program Sit In Pendidikan Kimia program kelas Inter angkatan 2010 berlangsung sekitar sembilan hari (singkat ya.. padahal ngangenin loh.. : ) dimana 6 hari pertama aktivitas kita banyak di kampus UPSI, mulai dari kuliah reguler, kuliah umum, keliling lab, praktikum, activity bareng student UPSI dan lain-lain. Bagian kedua kita dikasih kesempatan jalan-jalan ke KL dipandu sama kakak-kakak angkatan (alumni UNY) yang ngambil master di kampus UPSI. Dan bagian kedtiga kita diajak wisata ke Cameron Highlands, objek wisata “puncak-nya” Malaysia. Nah ditulisan kali ini saya bakal sharing sedikit tentang pengalaman selama Sit In di kampus UPSI.
Hari pertama kami mengikuti program ini kita disambut sama jajaran dosen dan dekan disana. Lumayan kalo pertama dan disambut pastinya dapet “suguhan” sarapan gratis.ahihiiihii.. maklum dari kampus kita Cuma dapet jatah subsidi 1,5 juta plus pasport, transportasi dan penginapan udah ditanggung sama UPSI tapi makan urus sendiri..ha..haaa
Kuliah pertama yang saya ikutin yaitu Basic Chemistry, ikut kuliah bareng anak-anak angkatan awal. Tapi ya gapapa itung-itung nambah pengalaman, nah kuliah selanjutnya yaitu makul yang jadi momok saya dua semester berturut-turut (tiga malahan gara-gara semester ini terpaksa mengulang : ) . Dari pengamatan saya selama mengikuti program perkuliahan di UPSI, hampir gak ada bedanya dengan apa yag kami dapetin di Indonesia (yaa iyaalahh,, kalo beda bukan general chemsitry) dan tentang karakter (maha) siswa-siswanya pun sebelas dua belas sama mahasiswa Indonesia. Ada yang “donk” dan ada juga yang “lewat”, cuma bedanya pensyarah (dosen) disana care banget sama mahasiswa yang belum donk, dituntun abis persis kaya belajar di SMA. Di UNY? Belajar gak belajar terserah lu.. yang kuliah lu, mau ngerti gak ngerti itu urusan lu.. it’s not my bussiness, kata sebagian besar dosen disini.
Dari segi content pendidikan (secara teori) kami emang gak kalah lah dibandingin UPSI, tapi ketika jelajah lab, baru kerasa minor nya kita dan pada mikir, “jadi selama enam semester kemaren, praktikum kita terutama kuliah instrumen kita ngapain aja?” Yang sebagian alatnya kemarin cuma dua dimensi (gambar) ternyata beda banget (ukuran) ketika ngeliat instrumen yang sebenarnya. Tapi itu bukan soal, kata bu Nurfina, The Man Behind The Gun, itu yang paling penting. Dan tugas kampus pendidikan itu bukan buat gaya-gayaan nguasaain alat begituan. Itu urusannya UGM, ITB, ITS, IPB dan kampus-kampus murni lain di Indonesia. Tugas kita adalah bagaimana mencetak guru-guru yang berkualitas dan guru yang berkualitas itu bukan dilihat dari seberapa banyak instrumen yang dia kuasai karena emang alat-alat macem NMR, HPLC, FTIR itu belum dipake di jenjang SMA, cukstaw, cukup taulah kalo kata temen saya Nilats. Tapi guru yang berkualitas itu guru yang mampu membuat materi yang disampaikannya menjadi lebih mudah dan murid termotivasi untuk belajar bahkan bisa lebih baik dari gurunya.
Oh iya ada beberapa hal menarik program Sit In berlangsung yaitu kawan-kawan yang nyambut kita ternyata punya beberapa kesamaan dengan kelas kami. Dimana jumlah laki-lakinya dalam satu kelas (alhamdulillah) berjumlah dua orang. He..hee Termasuk mengenaskan atau beruntungkah? 😀 yang pasti target saya belum berubah sejak menurunkan bangku pada kuliah pertama kali di kampus UNY. 😀 😀 😀 😀
After all.. kita bersyukur banget sebelum lulus dikasih kesempatan sama kampus untuk ngeliat dunia luar yang membuka mata kita bahwa kalo emang mau nuntut ilmu itu jaman sekarang batas-batas negara udah gak berarti lagi. Dan yang paling penting bagian lain yang membuat saya, kamu dan kita harusnya bersyukur adalah dilahirkan di bumi pertiwi dan bumi pariwisata, Indonesia. Karena di Malaysia (maaf) objek wisatanya kalah jauh sama yang kita punya. Saya bakal cerita banyak tentang ini di bagian ketiga yaitu Trip to Cameron Highlands. C U ^___^
Udahan dulu yaks.. disambung next time.. wassalam 😀