Traveling

@1000_guru #voluntourism to Gua Pindul Yogyakarta

Assalamualaikum..
Hai gaiss gimana kabar?? Bulan lalu saya ada trip menarik nih, perjalanan yang gak sekedar jalan-jalan, tapi jalan-jalan yang berkesan sekaligus bermakna karena selain jalan-jalan kami juga berbagi dengan sesama semampu kami. Perjalanan tersebut adalah mengajar bareng tim 1000 guru di pelosok kabupaten gunung kidul, yogyakarta. Tempat mengajar yang kami tuju adalah sebuah sekolah dasar di desa klayar, satu-satunya SD di desa tersebut dimana wilayahnya (dan juga sebagian besar wilayah lain di gunung kidul) mengalami kesulitan air bersih. Sedangkan tempat traveling yang akan kami tuju adalah objek wisata Goa Pindul. Objek wisata yang baru dibuka tahun 2010 tapi ketenarannya sudah mahsyur ke seantero negeri karena beberapa kali diliput oleh stasiun TV Swasta nasional.
Trip ini dimulai ketika temen seperjuangan dari lampung, mas Sandi ngasih kabar kalo dalam waktu dekat 1000 guru bakal ngadain Traveling and Teaching ke Jogja. Aku yang dapet kabar itu langsung tertarik dan minta untuk ikut terlibat dalam kepanitian tim inti Jogja. Aku antusias banget karena Traveling and Teaching sebelumnya yang di Pulau Tegal, Lampung berkesampatan ikut dan merasa excited banget sehingga pas tau 1000 guru bakal ke Jogja saya gak menyia-nyiakan kesempatan untuk ikut berkontribusi. Yang pengen tau seputar perjalanan saya sebelumnya bareng 1000 guru di Pulau Tegal bisa baca DISINI. Atau yang belum tau 1000 guru apa, bisa baca-baca keterangan lengkapnya di seribuguru.org
Hari sabtu pagi, aku langsung ke bantul untuk ke tempat mas Sandi sekaligus titip motor karena perjalanan tim inti sekaligus peserta dari jogja akan berangkat terlebih dahulu ke gunung kidul dikarenakan rombongan dari jakarta mengalami keterlambatan sekitar 5 jam dari waktu yang seharusnya. Selain dengan mas Sandi, ada satu orang lagi yang ternyata sudah menginap dirumah mas sandi sejak semalam sebelumnya untuk bergabung dalam kegiatan ini. Kak Joko, mahasiswa jurusan PKn angkatan 2010 dari UNS juga bersama kami untuk menjemput rekan-rekan lain, yaitu kak Wiga, kak Andra, Kak Uta dll rombongan dari Jogja untuk sama-sama berangkat menuju ke SD N Klayar di Gunung Kidul. 
Ada satu cerita menarik dalam perjalanan menuju SD Klayar ini. Jadi dalam setiap perjalanan 1000_guru biasanya ada sebuah moment dimana anak-anak akan menuliskan sebuah mimpi di kertas, yang kemudian mimpi tersebut akan diterbangkan bersama balon udara sebagai simbol bahwa cita-cita mereka akan terbang setinggi langit. Nah, malam sebelum keberangkatan kami menuju SD N Klayar, mas sandi sudah pesan 6 buah balon udara yang sudah terisi gas helium dengan harga masing-masing 10 ribu untuk acara 1000 guru esok harinya. Karena balon-balon tersebut cukup besar, maka agak sulit bagi saya yang didapuk untuk membawa balon tersebut masuk kedalam mobil avanza yang kami naiki. Di perjalanan saat beberapa dari kami, termasuk saya akan pindah mobil, ikatan balon tersebut tanpa sengaja terlepas dari bandul yang saya pegang. Balon melesat tinggi dan kamipun pasrah tidak bisa membawa dan melaksanakan moment tersebut bersama adik-adik di SD N Klayar. Moral value: mungkin,, mungkin lho,, cita-cita saya terlampau berat, mimpi saya terlalu tinggi sehingga gak cukup kalo Cuma satu balon yang menerbangkan, butuh enam balon untuk bersama-sama membawa mimpi saya ke angkasa.. Eaaaaaa ;D
Anak-anak didesa memang sangat polos tapi ketika mereka mengungkapkan isi hatinya itu adalah kejujuran sedalam hati mereka. Tak seperti anak-anak kota yang kadang terlalu cepat dewasa sebelum usianya.
Setibanya di SD N Klayar kami langsung di sambut oleh adik-adik disana. Mereka berebut untuk menciumi tangan kami satu per satu dan yang yang paling mengharukan adalah karena kami baru tiba disana pukul 11 siang, dimana biasanya murid kelas satu sudah pulang, karena tau akan adanya kedatangan kami tim 1000guru, mereka dengan sabar menunggu tanpa sedikitpun ada raut kecewa ketika kami tiba terlambat 3 jam dari waktu yang sudah kami rencanakan sebelumnya.
Dikelas, saya berkesampatan untuk mengajak beberapa siswa memperkenalkan diri sambil menyebutkan cita-citanya. saya dan Kak Joko bergantian menanyakan dan memberi semangat untuk terus mengejar cita-cita yang mereka punya. Beberapa saat kemudian rombongan dari jakartapun hadir dan pelajaran di dalam kelaspun dilanjutkan dengan materi yang sudah disesuaikan dengan kelas masing-masing. Saya, Kak Icha, kak Fatma dkk masuk dalam kelompok kelas satu dimana pada kelas ini kami akan belajar mengenal huruf sambil bermain menyusun puzzle. Walaupun masing tingkat kelas satu, namun sebagian besar sudah mampu mengenal huruf dan dapat mebaca meskipun ada sebagian lain yang patah-patah serta malu-malu menyampaikan apa yang dibaca. 
Cita-cita. satu hal penting  yg hilang seiring bertambahnya usia. Tapi kami tetap bercita-cita untuk menjaga cita-cita mereka.
Kalian tau apa yang paling saya suka dari anak-anak di desa? Anak-anak di desa yang masih belum terlalu terpengaruh oleh modernisasi perkotaan masih sangat lucu sekaligus lugu dan polos keteika menyampaikan pendapat. Masih malu-malu terhadap orang yang baru dikenalnya namun apabila kalian sudah saling mengenal, maka ikatan yang terbentuk tidak akan mudah pudar. Saya sedikit membandingkan dengan kondisi anak-anak SD diperkotaan yang terlalu cepat dewasa. Masa kecil mereka yang harusnya banyak dihabiskan untuk bermain hilang karena sebagian waktu mereka sudah habis disekolah dan disebuah layar kecil berukuran 5-7 inch untuk bermain game semu dan tidak berinteraksi dengan sesamanya. Permaianan yang seharusnya masih dibutuhkan oleh anak-anak seusianya, sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak diperkotaan karena menurut mereka gadget lebih menarik untuk bermain daripada melakukan permainan anak-anak (padahal mereka juga masih anak-anak) #pftt
 Sore menjelang, kami menutup rangkaian kegiatan di sekolah tersebut dengan berbagi. Setiap siswa mendapat sebuah tas baru dan seperangkat alat tulis yang akan mereka gunakan untuk bersekolah. Raut wajah gembira dan bahagia memancar dari para sisswa SD N Klayar dalam perjalanan menuju rumah masing-masing. Malam mulai datang, kami memutuskan untuk bersih-bersih sekaligus menyiapkan makan malam. Kami tinggal bersama sebuah keluarga di dekat SD tersebut. Sekali lagi yang membuat kami terkagum-kagum adalah, si mbah-mbah yang menemani kami menginap ditempat tersebut dengan telaten membantu memenuhi kebutuhan kami, dan kami pun benar-benar merasa disambut sebagai raja. Ungkupan tamu adalah raja benar-benar kami dapatkan disini. Berbaur dengan masyarakat lokal dan mencoba sedikit belajar arti hidup dari mereka membuat kami memiliki wawasan baru dalam memandang kehidupan. Perjalanannya berkesan kan? Gak cuma sekedar jalan-jalan.
Esok paginya, sebelum kami meniinggalkan sekolah tersebut dan melanjutkan traveling ke Goa Pindul, kami menyempatkan melakukan senam pagi bersama-sama para siswa SD N Klayar. Bahagia itu sederhana, satu hal kecil dari kita ternyata punya seribu makna buat mereka. @1000_guruJogja
#Sekian
GALLERY OF 1000_GURU on Traveling and Teaching Jogja edition
Radar Jogja halaman 1. So, What next?? 😀
Secuil dari apa yang bisa kita berikan ternyata punya seribu arti buat mereka. Bersyukurlah.
Berbagi alat tulis dan tas baru untuk setiap mimpi dan cita-cita yang baru.. ada banyak hal indah di depan sana nak, kejar dan raihlah .. 😀
Ketika saya mengajari mereka menyusun puzzle. Padahal kemampuan spasial saya benar-benar lemah. Tapi sama sekali tak menyurutkan langkah untuk sekedar mengajari seraya berharap bisa menyusun puzzle-puzzle kehidupan sebenarnya yang masih terserak entah dimana. #azeek..
Bahagia itu sedrhana…
“Hai mimpi terserah kau boleh lari menjauh dari kami, tapi kami takan menyerah dan akan mengejarmu, berlari”
Pertama kalinya saya membatik dan diajari sama warga sekolah.. dan ternyata… membatik itu syuusaaah… -,-
Walaupun susah -,- tapi akhirnya selesai juga, karya batik pertamaku. Banyak noktah dimana-mana, tp saya sadar tak ada bayi yg terlahir langsung bisa bicara. Semua orang punya titik nol nya masing-masing dan inilah saya.. uyeah.. 😀
Mari sibukkan diri mengurus ANAK NEGERI sebelum sibuk mengurus ANAK SENDIRI. 😀
Bahagia itu sederhana, bisa berbagi dg secuil pengalaman pada mereka yg membutuhkan membuat syukur makin meningkat dg apa yg sdh kita punya. Salam jomblo-jomblo bahagia. 😉
More than just traveling :))
src

More than just traveling. Karena sekedar traveling itu biasa. Tapi traveling sambil sharing itu baru luar biasa. Dirumah ini selama beberapa hari kami hidup bersama warga dengan segala kepolosan orang tua-orang tua yang masih kaya akan petuah para tetua. Terimakasih.

Teaching n Traveling 1000guru di SDN 1 Klayar Gunungkidul.. semangat jalan-jalan sambil berbagi 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *