Traveling

Catatan Pendakian Merapi 2916 mdpl Via Selo

Hai gaiss.. balik ke cerita pendakian, kali ini saya bakal share sedikit tentang perjalanan mendaki gunung Merapi beberapa waktu lalu. Jalur yang kami pilih pada pendakian kali ini adalah jalur Selo yaitu hadap-hadapan dengan base camp pendakian Merbabu via Selo. Jadi buat temen-temen yang dari luar kota ingin menjajal dua gunung sekaligus maka track yang direkomendasikan adalah pertama Merbabu dulu trus lanjut ke Merapi dimana track yang diambil adalah Wekas-Puncak Merbabu-turun via Selo, usahakan dari puncak pagi atau siang supaya ketika sampai di Sabana 1 dan 2 masih terang dan bisa hunting foto menarik, lalu turun di base camp Merbabu Selo, kemudian menuju base camp Merapi selo yang letaknya gak jauh dari base camp Merbabu. FYI kalo mau nyewa porter orang lokal kisaran harganya 250-300 per hari, so buat yang mau dobel summit disiapkan juga koceknya ya 😀
Oke, pendakian kami dimulai jam delapan malam selepas sholat isya dan target langsung menuju pasar bubrah, rencana tinggal rencana karena kami bareng-bareng temen cewe dan banyak sekali berhenti, jam dua pagi baru sampai di Pos 2 dan disinilah kami memutuskan untuk nge-camp karena fisik mereka sudah kepayahan. Sebenernya kalo lancar pendakian dari base camp menuju ke pos 2 bisa ditempuh sekitar 3,5-4 jam kemudian lanjut summit sekitar 2 jam dari pos 2, tapi karena pendakian waktu liburan saat itu, jalur yang kami lewati penuh dengan pendaki lain yang juga antri menuju ke atas.
Kalau cuaca cerah, dari pos 2 dan sekitarnya kita sudah bisa menikmati sunrise tanpa harus ke puncak, hal itulah yang mendasari kami untuk santai saja pagi itu dan menikmati sunrise di dekat tenda, tapi awan pagi itu sepertinya enggan pergi dari tempat matahari terbit sehingga sunrise pun tidak seindah yang kami harapkan. Untung gak muncak subuh-subuh :p
Jam 7 pagi kita mulai berkemas untuk melanjutkan perjalanan ke puncak, dan track terberat adalah tanjakan pasir terakhir setelah pasar bubrah atau sebelum sampai di puncak kawah, wah disini perjuangan benar-benar di uji, naik dua langkah, mundur selangkah, begitu seterusnya sampai kurang lebih 1 jam berlelah-lelah dan berpanas-panasan, akhirnya sampai di medan berbatu dimana puncak sudah mulai kelihatan dengan jelas. 30 menit sebelum sampai di puncak. Mulai dari titik inilah ketegangan dirasakan.
Pernah liat film 5 cm? Ada scene pas summit yang si Ian kena hantam batu besar terus pingsan? Ternyata adegan itu bukan cuma isapan jempol belaka sob, dan saya melihat dan merasakan ketegangannya sekaligus. Batu-batu dari atas kadang ada yang jatuh karena tidak sengaja terinjak kemudian bergeser dan jatuh dari tempatnya, makin kebawah kecepatannya makin tinggi, iya kalo cuma kerikil atau batu segede bola tenis, tapi ternyata ada juga batu yang sebesar dua kali bola voli dengan bentuk tak beraturan jatuh dari atas dengan kecepatan tinggi. Saya dan teman-teman yang posisinya masih agak bawah rada panik karena kecepatan batu meluncur makin tinggi, untung saja setiap batu yang meluncur selalu ada teriakan “BATU.. BATU,,, BATUUU…” dan kalau batunya makin besar maka teriakan pun makin histeris, karena pendaki pada saat liburan begitu kan rame banget sob, jadi horor banget deh. Hal itu diperparah dengan kondisi track yang kadang tiba-tiba cerah beberapa menit kemudian bisa berubah kabut pekat. Kan horor banget kalo ada yang teriak-teriak “BATU..BATU..” sedangkan batunya gak keliatan bakal datang dari mana, kan bisa berabe kalo pas sadar batunya udah di depan muka. Tapi untunglah hal-hal yang tidak inginkan gak terjadi dan kami bisa turun lagi dengan selamat. 
Manusia…
 Kondisi Merapi yang dengan tampilan gersangnya seperti itu punya kabut pekat yang kadang menggelayuti di atasnya jadi paradoks tersendiri menurut saya. Gunung panas ternyata bisa meunculkan hawa dingin yang kadang bisa menutup jalur perjalanan. Oiya tips mendaki dari saya, kalo kondisi kabut lagi pekat usahakan jangan terpisah dari rombongan (biasanya pas turun pada mencar dari rombongan), ketika kabut muncul, semua jalan akan nampak sama, dan ketika sesorang sadar dia tersesat posisinya sudah jauh dari jalur sebenarnya dan malas untuk naik ke posisi semula kemudian lebih memilih turun terus karena dibenaknya kalau turun terus pasti akan sampai, faktanya enggak sob yang ada dia malah terbawa ke lembah yang gak ada ujungnya, sebagian kasus tersesat justru karena ha-hal seperti diatas kemudian dia kekurangan cairan dan mati. Orang bisa bertahan 7 hari tanpa makan, tapi tanpa minum dalam hitungan jam tubuh mulai lemas,, so be prepared ya gaiss and hati-hati aja. #notetomyself #sekian.
Gallery of Mt. Merapi
yang saya punya janji dengan mereka akhirnya lunas

Sampaikan salam untuk matahari terbit yang kau kejar hingga ke puncak, yang kau cari hingga merangkak. Aku iri.

Leyeh-leyeh ditenda dulu sob,

Fog at Mt. Merapi
Dan tak akan pernah ada wanita yang sesuai harapanmu, kalau yang engkau inginkan adalah bidadari. #pidibaiq

di Puncak kawah Merapi sama sohib sejati 😀

Kaki saya tenggelam 🙁
Ngaso sek dab… deloken kae jeh adoohh puncak’e
The bubrah market :p
step by step..

When the fog has coming

Sepertinya Tuhan sedang bahagia ketika menciptakan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *