Eksotisme Kabut Gunung Prau 2565 mdpl

Hi brai.. kali ini saya bakal share catatan pendakian Gunung Prau di Kabupaten Wonosobo yang punya ketinggian 2565 mdpl. Bicara tentang wonosobo saya kemaren nemu video di youtube kalo Negeri Saba yang ada di cerita Nabi Sulaiman itu ada di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa. Dan istana candi Borobudur yang sekarang konon adalah istana Ratu Balqis yang dipindahkan dari Candi Ratu Boko ke wilayah Magelang. Dan masih menurut video itu, gak aneh kalo ada nama Sleman (kabupaten) yang cara ngucapinnya mirip Sulaiman, dan nama Wonosobo, (Wana-Saba) yang dalam bahasa Jawa berarti Hutan Saba. Bener gak? Wallahu’alam.. cek sendiri video dari presentasi dari Dosen Universitas di Padang tentang teorinya yang berdasarkan gutak-gatik-gathuk angka-angka dalam al-Quran disini.

Malah ngomongin candi..hehehe.. gapapa.. intermezzo.. 😉

Well, perjalanan ini merupakan rangkaian Dieng trip jadi yang pengen baca ulasan mengenai Dieng bisa klik link ini. Rugi sob kalo udah sampe Dieng gak coba objek wisata lain. Sekali dayung dua tiga istri dilewati #eh pulau maksudnya.. :p 

Nah untuk pendakian kali ini kami memilih jalur pandakian dari Dieng bukan dari Tapak Banteng seperti yang direkomendasikan oleh bloggers yang udah sampe puncak Prau. pertimbangannya, kami mendaki bawa temen-temen yang perempuan jadi rada kasian kalo harus lewat jalur patak banteng yang medannya langsung nge-trek dari langkah-langkah awal. Perjalanan untuk sampe ke puncak sendiri sebenernya cuma butuh waktu sekitar 2-3 jam karena Gn. Prau yang gak begitu tinggi ditambah posisi kami yang start dari Dieng udah lumayan diatas, jadi ya gak lama, cuma ya itu.. karena bareng perempuan yahh kudu seloowww.. kalemm.. 4,5 jam baru sampe puncak.. henggaappapah…

sumber

Kenapa namanya Prau?

Beberapa orang cuma kenal gunung Sumbing dan Sindoro kalo lagi ngomongin Temanggung atau Wonosobo, tapi sebenernya ada satu gunung yang gak kalah eksotik dibandingin sama kedua gunung yang udah terkenal duluan. Gn Prau. Nama gunung ini sih sepertinya diambil dari puncak gunung Prau yang bentuk lebar memanjang kaya Perahu. Jadi namanya disebut gunung Prau. Nah buat kalian yang (khususnya cowo) kalo ada yang mau mendaki gunung ini, mending bawa bola sob, di puncak ada bukit-bukit dan sabana dan rumput yang luas dan cocok banget buat maen bola. #antimainstream bangetkan maen bola di puncak gunung..hahaha

Berhubung kami kesana disaat musim hujan, atas saran keluarga yang jadi tempat basecamp kami, kalo kami berangkat habis maghrib, biasanya bakalan turun hujan lebat dan suhu jadi dingin banget setelahnya. kasian yang cewe kalo pada dipaksain naik dan ngecamp diatas pas hujan. kita disaranin untuk mulai mendaki tengah malam atau dini hari selain karena cuaca sudah mulai cerah, perjalanan yang gak lama juga masih memungkinkan untuk mengejar sunrise di puncak gunung Prau. well, akhirnya kita ikut saran beliau dan sementara nunggu dini hari kami buka sleeping bag masing-masing dan mulai ngerengkol..hehehe

Tepat jam 00.30 kami mulai langkah pertama menuju puncak Prau. Bener banget kalo yang bilang jalur pendakian lewat jalur Dieng jalannya agak landai karena faktanya itu yang kami rasakan. cuma satu dua-kali kami temuin tanjakan yang ekstrim sisanya menurutku masih nyaman lah untuk dilewati sama temen-temen kami yang perempuan. Gelap memang, tapi jalur pendakian Prau yang “udah jadi” membuat kemungkinan tersasar menjadi kecil dan kamipun bisa tiba dipuncak Prau pukul 4.30 pagi.

Kalian tau udara yang paling dingin itu saat-saat sepertiga malam terakhir, bukan cuma di gunung tapi dirumah biasapun udara jam segitu dinginnya sering bikin uap air keluar dari mulut kita. gak salah kalo aLloh ngasih ganjaran besar buat yang bisa bangut disaat-saat mustajab itu. dibawah aja gitu apalagi diatas? yapp satu diantara temen kami (perempuan) ada yang megap-megap dengan udara sedingin itu. maklum dia pemula dan ini adalah pendakian pertamanya. Untung kita udah dipuncak dan langsung diriin tenda serta bikin api unggun.

Matahari terbit tepat setelah tenda berdiri dan kami langsung membentuk jamaah solat subuh untuk segera menikmati moment-moment paling ditunggu oleh para pendaki. Mentari yang terbit di ufuk.. oh my… sesuatu yang sama yang kita lihat dipuncak gunung manapun tetap akan terasa beda bila dilihat dari mana kita berpijak. Pagi datang dan gantian tugasnya ibu-ibu masak dan kita para lelaki? maiinnnnnnnnnn… ada bukit tabi dan hamparan rumput yang luas bisa kita nikmatin dipuncak gunung ini. Hamparan Taman Bunga Krisan alami nambah eksotisme dari puncak gunung ini. Dan well, gunung ini punya ciri keindahan dipuncaknya dibanding pengalaman dari proses pendakiannya.

Karena setiap gunung itu beda serta punya ciri khasnya masing-masing. Jadi jangan pernah menganggap gunung x lebih baik daripada gunung y. karena kalo kamu jeli, kamu pasti bakalan nemuin keindahan tersendiri dari masing-masing gunung yang gak dipunyain ddi gunung lainnya. Next tripp.. pendakian Ciremai. Tahta tertinggi di Jawa Barat. Bismillah.. 😀

Semoga sedikit catatan ini bermanfaat buat referensi, dan yang mau tau detail trek bisa liat disini, hasil jepretan-nya setapak kecil jozz semua teman-teman..

#sekian