Galery,  My Way,  Traveling

Ekspedisi Puncak Turgo

Assalamualaikum..
Setelah puas bertualang ria diwilayah pesisir, perjalanan kami selanjutnya adalah bertualang mendaki pegunungan, dan bukit yang yang jadi destinasi kita kali ini adalah bukit Turgo di wilayah lereng gunung merapi dengan ketinggian 1200 mdpl. Yah walaupun belum tinggi-tinggi amat itung-itung ini jadi latihan sebelum kami mendaki gunung-gunung tinggi lainnya. Bukannya semua hal yang besar selalu berawal dari yang kecil? #okesip
Nah untuk bisa sampai ke bukit turgo ini ada ada beberapa pilihan jalur yang bisa ditempuh. Pertama kalo kalian berangkat dari wilayah kota jogja, kalian bisa menuju perempatan monjali di ringroad utara kota jogja. Selanjutnya dari perempatan monjali tersebut kalian lanjutkan ke utara melalui jalan palagan, lurus terus gak belok-belok sampai ketemu pertigaan jalan Turi masih lurus lagi, intinya ke utara ke arah gunung merapi yang jalannya pasti nanjak terus. Nanti bakalan ketemu pertigaan yang kalo lurus terus jalannya berbatu dan pilihan jalan yang bisa diambil adalah belok kanan. Selanjutnya temen-temen bakalan ketemu perempatan belok kiri (utara). Rumah terakhir yang ada di puncak sebelum pendakian adalah rumah yang dijadiin parkir motor atau mobil, sekaligus tempat penarikan retribusi wisata puncak turgo. Pilihan jalan kedua adalah kalo kalian dateng dari Sleman atau Jalan Magelang bisa langsung belok kiri (ke arah timur) di pertigaan sebelah selatan pasar sleman yang nanti ketemunya di pertigaan Turi. Oiy biaya parkir per motor sebesar seribu rupiah dan biaya masuk per orang juga seribu, lumayan murah coy untuk refreshing or latihan ndaki gunung. 
Jalur pendakian singkat ke makam 
Untuk sampai ke puncak ada 2 jalur pendakian yang bisa ditempuh, jalur utama (yang agak landai, tapi panjaaaangg) dan jalur singkat tapi medannya lumayan menantang. Rekomended kalo naik mending pake jalur pendek ke arah makam soalnya tenaga masih seger buger he.heee dan pas turun baru pilih jalur satunya lagi yang lumayan landai jadi santai waktu tenaga udah tinggal sisa-sisa.
 Jalur utama pendakian yang landai namun lumayan panjang
Nah jangan kaget waktu sampai dipuncak kalian bakal disuguhin sebuah makam yang konon menurut penjelasan nisan yang ada di makam tersebut, orang yang disemayamkan itu punya silsilah langsung dengan Nabi Muhammad SAW, jadi lumayan banyak juga yang doa disini menjelang bulan puasa kaya gini. 
Selain itu kalo bawa makanan di puncak harus ati-ati soalnya banyak banget monyet liar yang bakal ngerubungin. Pengalaman dulu karna gak tau monyet-monyet itu bakal berani deketin kami, kami dengan PEDE nya nggletakin makanan dan snack-snack kita di sekitaran tempat istirahat, tanpa diduga si monyet langsung lompat dan ngambil energen satu renteng yang masih utuh alias masih 10an sachet digondol ama tu monyet. Jangan-jangan tu monyet punya termos dan tau cara nyeduh energen lagi..ha.haaa
Kalo pengunjung yang biasa kesini (kata bapak-bapak yang kita temuin pas lagi doa di makam ) dia udah bawa pisang satu biji yang dikasih ke monyet waktu si monyet itu muncul. Jadi mungkin semacam tarip masuklah buat si monyet-monyet tu.. he.hee
Oke guys itu sedikit catatan singkat perjalanan kami, bagi yang ingin coba semoga note pendek ini bermanfaat.. 
#Sekian
Pemandangannya lumayan bagus kalo lewat jalur pendakian utama

Dann… Taaaraaa.. Here We Are..
Bertekuk lutut dihadapan maha karya-Nya..
Kalian tau apa bentuk rupanya beberapa tahun lalu setelah erupsi merapi 2010?
ahh andai kalian tau.. dan sekarang… ???
Di titik paling rendah kita Allah menunjukkan kebesaran-Nya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *