Trip To Candi Cetho, Karanganyar
Bsimillah…
alhamdulillah long weekend kemarin diisi full sama refreshing alias jalan-jalan padahal tugas-tugas dikampus juga enggak sedikit yang kudu diselesein.. *plaakk — yaah mau gimana lagi, mumpung masih mahasiswa n mumpung masih sendiri jadi masih bebas kemana-mana..he.hehheee
Dari awal tujuan kami sebenernya sudah jelas bahwa ingin ke candi cetho, tapi yah.. karena pemandangan sepanjang perjalanan elok nian jadi sempet kesasar jauuuhh ketimur.. maklum amatir traveler..he.hee tapi kata seorang temen, ketika kamu trip kesuatu tempat yang baru dan belum pernah kamu kunjungin sebelumnya, jangan pernah takut kesasar, karena nyasar itu bagian dari petualangan. Diperjalanan kali, saya ditemenin sama musuh besar, my young sister yang hari itu sepakat mengadakan gencatan senjata demi terhindarnya korban yang lebih banyak #lebayy
Candi Cetho yang kami kunjungi terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kec. Jenawi, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah. Rute ke Candi Cetho jika menggunakan angkutan umum sebenarnya hampir sama dengan rute ke Candi Sukuh. Bedanya, dari pertigaan ke Candi Sukuh kita masih harus melanjutkan perjalanan sekitar 5 km melalui hamparan kebun teh yang penuh dengan tanjakan ekstrim. Secara umum, dari kota Jogja kita harus pergi ke kota Karanganyar dengan melalui Jl. Jogja-Solo dan Jl. Solo-Karanganyar. Perjalanan itu memakan waktu sekitar 3 jam. Setelah itu di kota Karanganyar kita tinggal mengikuti jalan ke arah obyek wisata Tawangmangu. Selanjutnya mengikuti petunjuk yang banyak terdapat di jalan untuk menuju ke Candi Cetho.
Sempet gak yakin juga selama perjalanan karena aneh aja candi kok ada dipuncak perbukitan. Tapi pemandangan hamparan kebun teh yang maha luas bener-bener membuat kami lupa bahwa sudah hampir 4 jam saya didepan nyetir motor untuk nemuin yang namanya candi cetho.. #tepos bokong uing…
Candi Cetho berada di Dusun Cetho, sebuah tempat di kaki Gunung Lawu dengan ketinggian 1400 m diatas permukaan laut. Selain hawanya yang dingin dan pemandangannya yang jelas indah, berada di Dusun Cetho ini seakan-akan menggiring kita ke suasana pedesaan di Pulau Bali. Apa gerangan? Di tempat ini hampir seluruh penduduknya merupakan umat Hindu, alhasil ragam corak bangunannya pun sama seperti yang ada di Pulau Bali. Candi Cetho sendiri merupakan living-monument, yaitu benda arkeologi yang masih difungsikan seperti aslinya oleh masyarakat setempat. Bisa dibilang kalau Candi Cetho ini merupakan pura yang mengambil wujud candi.
Untuk masuk ke Candi Cetho, pengunjung dikenakan retribusi Rp 3.000 per orang. Sepanjang perjalanan memang ada banyak pos retribusi. Dari pintu utama Kompleks Wisata Candi Sukuh dan Candi Cetho, total kami sudah ditarik biaya Rp 5.000. Sepertinya warga sekitar bergantung pada pendapatan sektor pariwisata ini.
Candi Cetho pertama kali ditemukan oleh Van der Vlis pada tahun 1842 dan semenjak itu candi ini mulai diteliti. Pada tahun 1928 Dinas Purbakala melakukan ekskavasi di sekitar candi untuk melengkapi batu-batu candi guna proses restorasi. Menurut laporan Van der Vlis, candi ini memiliki 14 teras dan di setiap tingkatnya dilengkapi gapura beserta tangga. Namun saat ini hanya terlihat 13 teras saja. Teras yang paling tinggi disakralkan dan dipagari. Menurut cerita Andreas, teras yang tertinggi itu cukup sakral bagi kaum wanita. Pasalnya hanya wanita yang masih perawan saja yang (katanya) bisa memasuki teras teratas dengan selamat. Haa.haaaa! Nah kebetulan pas saya sama adek saya kesana lagi ada acara semacam ritual gitu di puncak candi. Jadi, bagian puncak yang biasanya ditutup ternyata pada saat itu lagi dibuka. Dengan penasaran, udah lepas sandal (karena semua orang berpakaian hindu pada lepas sandal) tapi pas selese orang hindunya upacara, tanpa bak bi bu, orang yang berdiri dibelakang saya langsung nyelonong masuk keatas dan mengunci pagar bagian puncak candi. Yahhh.. belum rejeki.. —__________________–
Berikut adalah galery kami selama trip ke candi cetho (tepatnya kenarsisan kami..ha.haa)
Opening (The Gate)
Dibela-belain minjem motor demi mimpi..he.hee
Kalo lagi penat sama kampus dan segala macem isinya, paling enak tenggelam dalam pekebunan teh dan ngirup aroma sejuk yang gak didapet dari sisi-sisi gedung kuliah d.07
Hari itu kita sepakat gencatan senjata
narsoong #1
kyaa…… alay mode on
The Gate
The Gate
Melompat
park of temple
Yakin… ini sunyi banget.. kalian teriak, suara kalian serasa ditelen udara..
4 gerbang tampak atas
Batu candi tampak seperti kura-kura (katanya)
Para penjaga khayangan (look at the sky)
yang pernah terluka bentuknya gak akan pernah sama #eh
bacanya yang bener e nya..
selesai upacara..
Narsis juga ya ternyata.. mesti beli-nya dari luar kota nih.. 😀
Oke sekian.. trip kali ini.. oiya sumber data dari sini..