Menoreh #1 : Expedisi Puncak Suroloyo
“…Kau mainkan untukku sebuah lagu
lagu tentang negeri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya
Dan kini telah Kau bawa aku menuju kesana..”
Negeri Di Awan- Katon Bagaskara
Bismillahirrohmainrrohim…
Alhamdulillah niatan untuk expedisi menoreh terlaksana juga. Gak banyak warga kota jogja yang mengetahui keindahan alam yang berada di wilayah samigaluh,kulonprogo ini,nah pagi ini alhamdulillah aku jadi salah satu makhluk yang terpilih untuk melihat betapa besarnya keagungan Sang Penciptaku di bumi khayangan,puncak Suroloyo.
Puncak Suroloyo terletak di dusun Keceme, Gerbosari, kecamatan Samigaluh, Kulonprogo. Ada dua jalur untuk bisa mencapai tempat ini yakni jalan Godean – Sentolo – Kalibawang dan dari jalan Magelang – Pasar Muntilan – Kalibawang. Jalur menuju tempat ini cukup sulit karena penuh tanjakan dan berbelok-belok. Sampai saat ini daerah ini memang hanya bisa dicapai dengan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil. Tidak usah khawatir tersesat karena ada banyak papan penunjuk arah yang akan kita jumpai. Untuk sampai di puncak ini butuh waktu sekitar 1 jam setengah jam kalo dimulai dari kampus uny,untuk merasakan segarnya alam menoreh.
Perjalanan yang rada ekstrim sepanjang perjalanan menuju puncak suroloyo lunas terobati dengan pemandangan indah sepanjang perjalanan menuju puncak walaupun kami (karna aku berangkat bareng temenku,berdua) harus rela turun dua kali dari motor untuk ‘menyurung’ motor,padahal motor yang kami gunakan adalah motor jupit*r,yang katanya punya tenaga kuda untuk berkendara..ahh aku semakin percaya dengan si ‘grand’ tungganganku kalo cuma untuk expedisi kaya gini..ha.haaa
..akhirnya kami sampai juga di petunjuk jalan -puncak suroloyo 1.6 km- lagi,,dan beruntungnya kami karena petugas retribusi yang biasa berjaga ‘narikin’ duit dari pengunjung belum stand by di tempatnya karena kita berangkat pagi-pagi..,,rejeki lagi nih bung..he,hee.
Selanjutnya untuk sampai di puncak,kita harus rela menaiki tangga yang jumlahnya 286 anak tangga (aku gak ngitung sendiri lah,Cuma kata temen ku yang dpet info dr guide ny). Oiy pesen pertama jangan sekali-kali melupakan jaket karena klo berangkat pagi-pagi bisa rasakan sendiri resikonya.. ^_^
Sayang seribu sayang pas sampe di puncak kita keduluan matahari,alhasil yang terjadi hanyalah dua orang yang sedang berdiri di negeri di atas awan karena emang awan di lembah-lembah pegunungan tebel-tebel kaya bulunya Shaun.he.hee tapi dari puncak sini temen-temen bisa liat 4 gunung kokoh sekaligus yaitu Merapi,Merbabu,Sumbing dan Sindoro. Plus borobudur kalo gak ketutp awan..he.hee
Puncak Suroloyo memiliki kemiripan dengan kisah gunung Tidar. Jika Gunung Tidar diyakini sebagai pakuning tanah Jawa, maka Puncak Suroloyo diyakini sebagai pusat atau titik tengah pulau Jawa. Keyakinan ini didasarkan pada garis imaginer pulau jawa. Jika ditarik garis lurus dari Selatan ke Utara dan dari Barat ke Timur, maka titik temunya ada di puncak Suroloyo ini.
Tampaknya ada yang mengaitkan suroloyo dengan kisah semar, mengingat di tempat ini terdapat ornamen Semar badranaya. Di tiang-tiangnya itu lho banyak banget Semar nya..Konon Suroloyo merupakan tempat bersemayamnya para dewa. Dengan mengaitkan Suroloyo dan sosok Semar hendak dikatakan bahwa puncak suralaya ini diyakini sebagai kahyangan, tempat berkumpulnya para dewa. Salah satu dewa yang ngejawantah adalah kyai semar itu. “Di daerah ini, pada malam-malam tertentu sering terdengar alunan gamelan. Tapi tidak diketahui dari mana sumber alunan gamelan itu” ungkap seorang penduduk desa di sekitar puncak Suroloyo. Tapi kalo kata temenku kenapa di kaitkan dengan semar adalah ketika kita menaiki tangga yang jumlahnya hampir tiga ratus itu maka badan kita akan secara otomatis mengikuti gaya semar..gak percaya.? Cobain aja..he.hee
Tempat ini juga mempunyai kaitan sejarah dengan Kerajaan Mataram Islam. Dalam Kitab Cabolek yang ditulis Ngabehi Yasadipura pada sekitar abad ke-18 disebutkan bahwa suatu hari Sultan Agung Hanyokrokusumo yang kala itu masih bernama Mas Rangsang mendapat wangsit agar berjalan dari Keraton Kotagede kearah barat. Petunjuk itupun diikutinya. Sampailah ia di puncak Suroloyo ini. Karena sudah menempuh jarak sekitar 40 km, Mas Rangsang merasa lelah dan tertidur di tempat ini. Pada saat itulah, Rangsang kembali menerima wangsit agar membangun tapa di tempat dia berhenti. Ini dilakukan sebagai syarat agar dia bisa menjadi penguasa yang adil dan bijaksana. Jadilah beberapa peninggalan yang masih ada hingga sekarang ini. Di bagian puncak, terdapat sebuah batu besar dan arca. Di tempat ini sering digunakan untuk mengadakan ritual jamasan pusaka kraton setiap awal bulan sura. Pada ritual ini, puncak Suroloyo akan penuh sesak dengan orang-orang yang ingin ngalap berkah. Tidak tanggung-tanggung, banyak di antara mereka yang berjalan kaki menuju ke puncak Suroloyo.
Di puncak ini terdapat tiga gardu pandang yang mempunyai nama sendiri-sendiri yakni Suroloyo, Sariloyo, dan Kaendran. Dari ketiga gardu pandang ini, gardu pandang Suroloyo adalah gardu pandang yang paling menarik dan menantang. Untuk mencapai puncak ini, kita harus melewati jalan berundak yang lumayan untuk membuat kita terengah-tengah atau sekedar berhenti untuk mengatur nafas untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Di puncak ini terdapat sebuah joglo. Jika kita merasa tidak siap untuk naik sampai ke puncak karena fisik kita yang lemah, di bagian bawah sebelum jalan berundak ini terdapat sebuah joglo yang bisa dipakai untuk beristirahat seraya menikmati keindahan alam yang tersaji di depan mata kita. Selain keindahan alam, ada banyak aneka tumbuhan dan aneka jenis hewan yang bisa kita jumpai. Bunga-bunga liar yang beraneka warna menarik mata kita untuk memandangnya. Pemandangan seperti ini tentu akan memanjakan mata kita seraya mengucap syukur atas segala keindahan cipta-Nya. Sungguh luar biasa dan sangat direkomendasikan bagi rekan perpus mujahidin,ksi-mist dan sohib2 di center of excellent student (CES) jogja untuk jadi salah satu tempat rihlah jarak dekat..ho.hhoo
Sebenernya ada dua tempat lagi yang kita kunjungi dalam perjalanan pulang ke jogja yaitu air terjun watu jonggol dan goa Sriti, tapi karena dua tempat itu juga spesial maka akan aku buatkan tempat tersindiri untuk di ulas selengkap mungkin. Dan info terakhir, sepanjang expedisi menoreh kita cuma keluar duit dua ribu rupiah untuk biaya parikir di puncak soroloyo-padahal aslinya seribu..he.hee dan sisanya temen-temen gak perlu keluar duit lagi karen temen-temen akan suguhkan keramahan ala masyarakat negara yogyakarta..ha.hha
Bersambung..