Alasan Kenapa seseorang yang Berani Menulis Itu dianggap Lebih Kece
Seseorang yang berani menuangkan gagasannnya lewat tulisan, baik fiksi maupun ilmiah, BUAT SAYA, itu lebih kece daripada cuma berani adu lisan apalagi cek-in sana cek-in sini sambil selfi-selfian lalu upload di media sosial.
Bukankah katanya, simbol mulai majunya suatu peradaban dimulai ketika suatu kaum mengenal tulisan/gambar?
“Bukankah selfie juga termasuk gambar??”
Yapss.. selfie juga termasuk simbol kemajuan, tapi baru permulaan menurut saya, walaupun Kang Emil, walikota Bandung mengatakan bahwa selfie adalah tanda bahwa masyarakatnya bahagia. Hal yang harus dicatat adalah kalo Kang Emil Selfie di banyak foto yang diunggah di media sosial bukan karena beliau narsis, tapi keinginan dari banyak fans beliau yang ingin foto bareng. So, selfie baru permulaan, everybody do that. Dan kalo semua orang melakukan, nothing special.
Apa yang membedakan mahasiswa Diploma, Sarjana Strata 1 (S1), S2, dan S3 selain masa studinya? Yapss.. karya tulis atau karya ilmiah yang dibuatnya. Jika jenjang Diploma diharuskan membuat laporan berupa tugas akhir, sedangkan mahasiwa S1 harus membuat tugas akhir berupa laporan skripsi yang tingkat kesulitannya diatas dari tugas akhir yang dibuat oleh mahasiswa Diploma, begitu pula S2, Tugas akhir dalam bentuk tesis yang dibuat dengan beban lebih berat dari Skripsi S1, dan Diploma, serta S3 dengan desertasinya yang merupakan buah dari sebuah karya penelitian orisinil yang menjadi ilmu baru dibidangnya tentu jauh lebih berat daripada membuat tugas akhir di jenjang Diploma. Apa kesimpulannya? (Dalam dunia akademik) sebuah karya tulisan dari seseorang akan diganjar dengan penghargaan yang sangat tinggi oleh masyarakat luas.
Dan faktanya, sebuah tulisan punya banyak sekali jenis atau variannya, dengan segmentasi pembaca maupun penghargaan yang akan diperolehnya. Tulisan akademik akan diganjar sebuah gelar terhormat sesuai dengan jenjang serta keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan sebuah tulisan populer akan diganjar penghargaan baik berupa materi maupun apresiasi dari masyarakat luas. Hal tersebut terjadi karena menulis bukan perkara mudah. Menulis ‘paper’ untuk seminar atau skripsi buat mahasiswa, atau tagihan tulisan populer bagi para jurnalis, membutuhkan waktu dan penelitian entah dalam lingkup kecil maupun besar sebelum menulis sangat perlu dilakukan untuk menghasilkan sebuah tulisan bermutu. Ingetkan kata Aa Gym, sebuah teko hanya menunangkan apa yang didalamnya, misal isinya hanya teh ya jangan harap keluar kopi, jadi makin banyak banyak asupan bacaan (bermutu) yang jadi input “si teko” maka besar kemungkinan (kalo mau menunangkan) maka akan dihasilkan minuman yang segar lagi menyejukkan.
Ini bukan tentang saya, tulisan saya masih sebatas penulis blogger dengan pembaca terbatas tapi saya punya harapan dengan saya tetap menulis, maka apa yang perrnah saya baca dan alami selain terekam dalam memori semoga setiap detailnya bisa terekam lewat tulisan yang siapa tau nanti bisa jadi cerita untuk anak cucu maupun besan.. #hallahh..jauhh amat yoggg,,, jodoh dulu ente carii baru ntar jaman kapan mikir besan.. hahahaha
Udahh dulu ah curcollnya.. see you 😀
Nb : Kece (dengan e- bebek) berarti ‘Ke’ren ‘Ce’kali. Kata ini diambil dari kata bahasa Inggris yaitu Catchy yang berarti sama dengan kece yaitu Keren atau mudah untuk mendapat perhatian. Digunakan untuk memberi tanggapan kepada orang lain,tetapi dominan pada tanggapan penampilan. Saya taunya lagi main PES 2015, si John Champion suka banget bilang Catchy start from barcelona lah, juvetus lah, yang intinya ngebagus-bagusin komputer kalo lagi main sama komputer, dan bikin sebel karena bagi saya itu ejekan..hahaha