Traveling

Sekber (Sekolah Berjalan) on #Voluntourism #BookForMountain Edisi Bromo

Assalamualaikum..

Hai ..hai gimana kabarnya bulan Mei, lama gak nulis lagi nih, tandanya bahan bacaan saya kurang bermutu bulan ini. Tapi kali ini mau share dikit ah, tentang pengalaman voluntourism bareng komunitas BFM (Book For Mountain) bersama suku Tengger di Gunung Bromo beberapa waktu yang lalu. Betewe udah pada tau belum sih apa itu voluntourism??
Voluntourism terdiri dari gabungan dua kata, Volunteer dan Tourism. Sehingga maknanya menjadi kegiatan berwisata yang disertai dengan aksi sukarelawan. Intinya, kegiatan voluntourism itu adalah kegiatan jalan-jalan alias traveling sambil melakukan kegiatan aksi sosial ditempat tujuan. Aksi sosial bisa dalam bentuk yang beraneka ragam, mulai dari hal kecil remeh temeh, sampai ke hal-hal yang bisa membuat perubahan besar buat masyarakat setempat. Tergantung kemampuan kita sih sob, yang pasti mulai agak kesini tren jalan-jalan bukan lagi sekedar jalan-jalan, melainkan harus ada nilai lebih yang dilakukan sekecil apapun untuk masyarakat di sekitar objek wisata tersebut.
Ps : Tadi pagi seneng banget dapet message dari “Miss D”, dia bilang percaya bahwa kelayaban yang aku lakuin bukan cuma kelayaban kosong, tapi punya nilai lebih gitulah. Rasanya pagi ini berbunga-bunga gitu, smoga tidak lekas layu.hahahaha
Back to topic…
Nah voluntorism yang diadakan oleh komunitas BFM ini bertempat di desa Ngadirejo, Gunung Bromo. Bagian pertama adalah kegiatan sosial yang kami laksanakan di SD N Perbanas Desa Ngadirejo. Kegiatan sosial bentuknya adalah Donasi alat-alat olahraga dan peraga, dan kegiatan Sekber (Sekolah Berjalan). Yang belum tau apa itu sekber baca penjelasan sebelumnya DISINI. Nah selain donasi dan sekber, profit dari kegiatan voluntourism ini adalah untuk membiayai salah satu siswa berprestasi di Desa Ngadirejo yaitu Arif untuk bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA/SMK. Si Arif ini dipilih menjadi adik binaan dari komunitas BFM adalah karena selain keterbatasan ekonomi juga memiliki prestasi dan akhlak yang baik selama di sekolahnya dulu, sehingga kami berharap, keuntungan yang diperoleh dari kegiatan ini bisa membantu Arif untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih baik.

Siswi yang lagi unjuk gigi olahraga atletik

Selain Arif, ternyata di Desa Ngadirejo Bromo ini punyai permata-permata lain yang tertutup oleh “lumpur” sulitnya akses pendidikan. Salah satu murid di SD Ngadirejo ada yang berprestasi sebagai atlet wanita yang mewakili Kabupaten Probolinggo untuk mengikuti kejuaran di tingkat Provinsi. Ketika tiba disana kami disuguhi bukan oleh aneka makanan dan camilan melainkan disambut dengan aneka kesenian khas suku Tengger oleh anak-anak SD serta kemampuan di bidang atletik oleh siswi tersebut. Kalian tahu setiap hari ia harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk bisa ke sekolah, tiga bukit dilalui naik turun (bayagkan bukitnya disekitaran Bromo seperti itu), kurang lebih 45 menit sampai satu jam ia harus berjalan kaki untuk bisa menikmati akses pendidikan ditempat yang notebene Bromo adalah objek wisata terkenal seantero negeri. Tapi berkat kegigihannya serta kesabaran dari Pak Ghofur dan guru-guru yang lain yang sabar untuk membimbingnya, maka potensi dari anak-anak suku Tengger bisa bersinar termasuk siswa yang berprestasi di bidang atletik itu sob.

ini Pak Ghofur sob,
Oiya selain anak-anak disana yang bikin kagum soal kegigihannya dalam menempuh pendidikan, persoalan guru yang yang berdedikasi di tempat ini juga menjadi hal yang layak diacungi jempol. Pak Ghofur kepala sekolah yang menjabat sebagai “komandan” di SD Ngadirejo sudah menduduki jabatannya bertahun-tahun bahkan sejak sebelum erupsi besar Bromo tahun 2011 lalu. Sempat dirotasi ke sekolah lain di kabupaten Probolinggo namun atas desakan warga setempat yang sudah kadung cinta dengan beliau akhirnya beliau kembali lagi menjabat untuk SD Ngadirejo sampai sekarang. Denger-denger dari sesepuh warga Tengger sih, mereka sampai mengahadap jajaran pemerintahan dan meminta pak Ghofur secara langsung untuk tetap di SD Ngadirejo. Bahkan beberapa warga dari suku Tengger sampai bilang ke pejabat terkait/pak ghofur, “kami harus bayar berapa supaya pak Ghofur tetap disekolah ini”. Wissshhh itu keren banget sob, ketika institusi pendidikan bukan jadi menara gading, tapi punya kebermanfaatan yang besar sampai dicintai masyarakat sekitar, saya yakin sedikit sekali sekolah di negeri ini yang bisa seperti itu, apalagi dikota-kota besar, nyaris tidak ada.
Nb : Pak Ghofur itu rumahnya di Probolinggo, untuk pergi ke sekolah, ke SD Ngadirejo, beliau harus memacu kendaraannya lebih dari 40 kilometer sekali jalan dengan medan mendaki ala gunung Bromo. Saya saja dari terminal harus bayar seratus ribu untuk ojek dari terminal Probolinggo menuju Ngadirejo, dan jarak rumahnya pak Ghofur masih lebih jauh dari yang saya tempuh dengan seratus ribu itu. Beliau melakukannya setiap hari (kerja) dan bertahun-tahun. Petjah. Masih ada guru (atau kepala sekolah begitu?)
Nah, ternyata banyak banget ya hikmah dan pelajaran yang bisa diperoleh dari sebuah perjalanan kecil, so apa yang membuatmu masih duduk termangu, galau seperti pemuda alai lainnya? Come on, Indonesia itu luas banget sob, banyak hal-hal indah dan pelajaran penuh makan diluar bangku sekolah dan kuliah. Lihat Dunia dan Jadilah Indonesia.

Volutourism in frame


sambutan lagi untuk kami dari mereka..
Ini atlet-atlet berprestasi di SD Ngadirejo,, yang baju hijau yang saya maksud pada tulisan saya di atas, cantik kan 😀
Ilka and Theresa, bule dari jerman yang ikut acara kami

Ini gue.. rewang-rewang acara sebagai panitia..

Nah ini siswa-siswa SD Ngadirejo bareng gurunya.. 😀

Kelompok SEKBER bareng kak fajri

Ayo semangat SEKBER….

Kami cantik-cantik kan kak..?? 😀

Belajar Mengenal Indonesia..

Dan akhirnya menjadi Indonesia…






To be Continued…..to next Part HERE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *