Motivasi,  reblog,  Traveling

Angkat Ransel Mu, Ayo Traveling :)

hai gais..?? pada sibuk apa nih? 
Bingung mau ngapain? Yuk cek tempat-tempat disekitar kita yang bisa jadi objek traveling. Traveling itu asik loh, banyak ilmu yang bisa didapet, banyak kenalan, sodara baru dan yang pasti namanya traveling gak harus mahal walaupun tetep kalo mau traveling kamu awesome harus pinter-pinter ngatur budget. 
Nah beberapa waktu yang lalu aku dapet artikel menark dari Hipwee tentang hal-hal yang hanya kamu dapetin ketika kamu angkat ranselmu dan mulai bepergian, melihat dunia. Langsung aja deh cekidott.. 🙂
===================000=======================================
Perjalanan kerap dianggap sebagai proses untuk menemukan diri
sendiri. Lewat perjalanan, seseorang tidak hanya menambah pengetahuannya
mengenai tempat-tempat baru, melainkan juga membuka tabir diri yang
belum diketahui selama ini. Tapi tidak semua orang sepakat pada pendapat
ini.

“Mengenal diri sendiri kan gak harus lewat traveling. Baca buku dan menulis juga bisa membuat kita mengenal diri sendiri, kok!”

Walau pendapat diatas tidak sepenuhnya salah, harus diakui bahwa
memang ada beberapa hal yang hanya bisa kamu pelajari lewat proses
mengangkat ransel dan melangkahkan kaki ke tempat-tempat asing. Duduk,
membaca bahkan menonton tayangan penambah wawasan sebanyak apapun tidak
akan membuat kamu bisa merasakan hal-hal ini. Apa aja sih hal-hal
tersebut?

1. Kamu Akan Sadar Bahwa Zona Nyaman Selalu Bisa Diperluas

Zona nyaman harus terus kamu ciptakan sendiri

Zona nyaman harus terus kamu ciptakan sendiri via justmerry.wordpress.com
Barangkali selama ini kamu tinggal di Jogja yang dikenal sebagai kota dengan kultur selo dan makanan manisnya. Kamu merasa tidak akan mungkin sanggup hidup di Jakarta yang ruwet dan semrawut. Tapi suatu hari kamu memutuskan melakukan perjalanan keliling Jawa lewat jalur darat.
Melalui perjalanan tersebut kamu akan sadar bahwa, ternyata kamu
tetap bisa hidup di berbagai kota yang kultur dan situasinya berbeda.
Ada banyak daerah lain yang berbeda dari kota asalmu, akan ada
orang-orang dengan aksen dan gaya bicara berbeda yang kamu temui.
Anehnya, kamu tetap akan merasa nyaman.
Dari perjalanan kamu akan memahami bahwa zona nyaman tidak akan
datang sendiri. Kamu harus berusaha melatih diri untuk menerima situasi
yang kamu hadapi dan membuat dirimu bisa bertahan di dalamnya. Zona
nyaman tidak pernah berhenti di satu tempat saja, ia selalu bisa
diperluas.

2. Kebaikan Adalah Mata Uang Yang Selalu Bisa Digunakan Di Berbagai Belahan Dunia

Kebaikan akan tetap laku dimanapun

Kebaikan akan tetap laku dimanapun via momathonblog.typepad.com
Melalui perjalanan kamu akan bertemu dengan beragam tipe orang dari
berbagai latar belakang. Pribadi-pribadi dengan kebiasaan dan gaya hidup
yang kadang berseberangan denganmu. Lewat interaksi dengan mereka,
matamu akan terbuka,

“Ternyata akan selalu ada orang baik dimanapun.”

Ketika kamu tersesat karena salah naik bus di Fukuoka, ada ahjusi (nenek-nenek) yang menghampirimu dan menunjukkan jalur yang tepat meski menggunakan bahasa Inggris yang patah-patah.
Waktu kamu yang berjilbab kesulitan mendapat host-family di
Amerika Serikat pasca tragedi 9/11 ada pasangan sesama jenis yang rela
membuka pintu rumahnya dan menerimamu sebagai keluarga.
Perjalanan membuka matamu bahwa kebaikan adalah mata uang universal
yang selalu bisa digunakan dimanapun. Meski menggunakan bahasa berbeda,
tapi kebaikan dan perhatian akan selalu punya bahasanya yang sendiri
yang akan bisa dipahami oleh siapapun.

3. Kamu Tidak Boleh Menilai Sesuatu Sampai Kamu Merasakannya Sendiri

Penilaianmu tidak relevan selama kamu belum pernah merasakan hal serupa

Penilaianmu tidak relevan selama kamu belum pernah merasakan hal serupa via www.backyardtravel.com
Selama ini pemberitaan di berbagai media menceritakan betapa indahnya
Jepang dan Korea. Ada sakura, ada pesta kembang api, kaya akan unsur
modern dan tradisional. Karena penasaran dengan hal-hal tersebut
akhirnya kamu memutuskan untuk melakukan perjalanan kesana.
Tapi ternyata kehidupan lokal masyarakat Jepang dan Korea tidak
sesempurna di film drama serial yang sering kamu pelototi tiap malam
itu. Mereka tetap berjuang untuk bisa mendapatkan pekerjaan, wanita Asia
Timur bahkan harus berjuang untuk hidup dalam sistem masyarakat yang
sangat patriarkal.
Kekagetan yang sama juga kamu rasakan saat menjejakkan kaki di tanah
Papua. Daerah di ujung timur Indonesia yang sering digambarkan sebagai
pulau penuh konflik ini ternyata jauh dari menyeramkan. Sentani dan
Jayapura membuatmu tak bisa berhenti berdecak kagum.
Hanya pejalanlah yang akan mampu mengambil keputusan bijak untuk
tidak gegabah dalam mengambil penilaian terhadap sesuatu, sebelum mereka
melihat dan mengalaminya secara langsung.

4. Hidup Tidak Akan Selamanya Ramah Padamu

Kehujanan dan kehilangan barang jadi hal biasa

Kehujanan dan kehilangan barang jadi hal biasa via thewayfarerspath.wordpress.com
Dalam perjalanan, seseorang akan dihadapkan pada berbagai ujian dan
tantangan. Mulai dari rasa makanan yang absurd, kesulitan berkomunikasi
karena perbedaan bahasa, kehujanan sampai kehilangan barang berharga.
Walau dihadang kesulitan dan jalan terjal tapi kamu akan teguh berpegang
pada keyakinan untuk terus melanjutkan perjalanan.
Dari kegiatan mengangkat keril dan berjalan itulah kamu akan sadar
bahwa hidup tidak akan terus ramah padamu, dan kamu harus bisa
menghadapinya. Perjalanan akan membuat seseorang terbiasa untuk
beradaptasi pada berubahnya kurva hidup. Akan selalu ada masa hidup
mengeluarkan candaannya dan membuatmu jatuh untuk sementara waktu.
Ketika dihadang oleh berbagai kesulitan, kamu hanya punya 2 pilihan: bangkit dan melanjutkan perjalanan atau duduk diam menunggu redanya angin cobaan. Kebanyakan
pejalan akan dengan gagah memilih opsi pertama. Kasar dan beringasnya
hidup tidak akan mampu membuat mereka jadi pecundang yang mudah
menyerah.

5. Hanya Kamu yang Bisa Menyelamatkan Dirimu Sendiri

Hanya kamu yang bisa menyelamatkan dirimu sendiri

Hanya kamu yang bisa menyelamatkan dirimu sendiri (selain Tim SAR) via sarangpenyamun.wordpress.com
Teman, keluarga, dan orang-orang yang bisa diandalkan akan selalu
datang dan pergi. Tidak akan ada orang yang bisa menjamin 100% bahwa dia
akan terus ada dalam hidupmu. Perjalanan akan mengajarkanmu satu hal
penting: di akhir hari, hanya dirimulah yang bisa kamu andalkan.
Pemahaman macam ini kamu dapatkan dari pendakian Gunung Slamet yang
pernah membuatmu hampir mati karena hipotermia. Otakmu dengan galak
terus berteriak untuk memaksa kaki yang makin kaku agar terus melangkah.
Pikirmu saat itu,

“Aku harus terus berjalan dan menyelamatkan diri sendiri, atau menyerah dan menunggu diselamatkan Tim SAR.”

Seorang pejalan akan banyak berdialog dengan dirinya sendiri. Ia
paham betul bahwa ia harus benar-benar bisa mengandalkan diri sendiri
dalam berbagai situasi. Seorang pejalan adalah pribadi yang hangat dan
bisa bergaul dengan orang banyak. Tapi tetap tidak jadi orang yang takut
saat harus menghadapi semuanya sendirian. Ia sudah mafhum diluar kepala
bahwa hidup memang sebuah perjuangan yang sepi.

6. Kamu Bisa Berjalan Sendirian, Tapi (Kalau Kamu Mau Berusaha) Kamu Tidak Akan Merasa Kesepian

Selalu ada cara agar kamu tidak merasa kesepian

Selalu ada cara agar kamu tidak merasa kesepian via chroniclesofatraveladdict.com
Selalu ada orang baru yang bisa kamu kenal. Selalu ada kesempatan
untuk berbincang dan menjalin hubungan dengan penduduk lokal atau sesama
pejalan. Selalu ada titik dimana sesama manusia akan bisa terhubung,
hanya jika masing-masing pribadi mau membuka diri.
Lewat perjalanan kamu akan sadar bahwa rasa sepi adalah pilihan yang
bisa kamu ambil atau kamu tinggalkan. Kesepian atau tidak ditentukan
oleh sikap dan pilihanmu sendiri. Selama kamu memilih untuk tidak merasa
sepi, maka akan selalu ada cara untuk menyingkirkan rasa tersebut dari
dirimu.

7. Sendirian Ternyata Tidak Semenakutkan Bayanganmu

Kesendirian tidak lagi terasa menakutkan

Kesendirian tidak lagi terasa menakutkan via blog.theholidaze.com
Barangkali selama ini kamu adalah orang yang paling enggan sendirian.
Makan harus sama teman-teman, pergi dan belanja juga harus ditemani
pacar. Rasanya melakukan semua hal sendirian itu tidak nyaman. Coba deh
lakukan perjalanan seorang diri ke suatu tempat, kemungkinan besar
pandanganmu soal kesendirian akan berubah.
Dalam perjalanan (terutama yang memakan waktu lama) kamu
akan menemukan pemaknaan baru soal kesendirian. Alih-alih mengerikan,
kamu akan merasa bahwa sepi dan sendiri terkadang justru membebaskan.
Ada kalanya kamu memang butuh sendiri dan mendengarkan apa yang hatimu
mau.
Hidup tidak selamanya harus riuh, kamu tidak harus terus didampingi
untuk melanjutkan hidup. Terkadang kamu tidak percaya bahwa kamu bisa
menghadapi semua tantangan di perjalanan tanpa bantuan siapapun.
Sendiri, ternyata tidak semenakutkan apa yang kamu bayangkan selama ini.

8. Berbincang Dengan Orang Asing Itu Ternyata Asyik

Berkomunikasi dengan orang asing ternyata asyik

Berkomunikasi dengan orang asing ternyata asyik via seesimi.com
Saat naik kapal untuk melihat bunga di Pulau Nokonoshima, Kyushu,
kamu bertemu dengan ibu muda yang membawa 2 anak lelakinya. Dia
menanyakan dari mana asalmu. Kalian kemudian terlibat dalam pembicaraan
seru. Dari perbincangan itu kamu baru tahu bahwa banyak wanita Jepang
harus meninggalkan pekerjaan purna waktunya setelah menikah.
Perjalanan akan membuatmu sepakat bahwa selalu ada sisi menarik dari
setiap orang yang kamu temui. Membuka diri dan berbincang dengan mereka
akan makin menambah wawasan tentang kultur tempat yang sedang kamu
kunjungi. Ternyata membuka diri dan mengenal orang baru justru akan
makin membuatmu kaya.

9. Bahagia Dan Rasa “Terpenuhi” Justru Kerap Datang Dari Hal-Hal Sederhana

Kebahagiaan justru datang dari hal sederhana

Kebahagiaan justru datang dari hal sederhana via ktar.com
Tinggal di Korea dengan uang kurang dari 500.000 Won per-bulan (5
juta rupiah) pernah membuatmu jadi orang paling nelangsa di dunia.
Bagaimana tidak, separuh dari uang tersebut harus kamu gunakan untuk
membayar sewa kamar. Sisanya baru bisa digunakan untuk kebutuhan
pribadi.
Traveling dan menjajal hidup di tanah lain tidak hanya membuatmu jadi
orang yang lebih tangguh. Ia juga akan membuka persepsi lain soal
kebahagiaan. Kamu akan tahu kalau bukan cuma uang dan kepemilikan materi
yang bisa membuatmu bahagia.
Walau kamu harus makan tahu dan kimchi tiap hari, toh kamu
tetap bahagia ketika melihat kelap-kelip lampu diatas jembatan
penyeberangan. Langit yang biru dan terasa dekat sekali diatas kepala
sudah bisa membuatmu tersenyum. Baru kali ini kamu nyaman hidup dengan
pakaian seadanya dan tanpa polesan make-up tebal.
Perjalanan akan membuatmu bertanya: “Terlalu muluk-kah definisi bahagiaku selama ini?”

10. Selalu Ada Hal Yang Harus Dikorbankan Untuk Mencapai Sesuatu

Demi bisa mendapatkan muka sumringah macam ini kamu harus usaha keras menabung

Demi bisa mendapatkan muka sumringah macam ini kamu harus usaha keras menabung via www.travelpod.com
Perjalananmu bisa tercapai karena kamu gigih menyimpan sepertiga
gajimu selama 3 tahun. Kamu harus rela tidak makan diluar, hanya minum
teh sementara teman-temanmu bisa memesan latte atau frapuccino di kafe langganan.
Tidak hanya berkorban dalam prosesnya. Di perjalanan pun kamu harus
banyak membuat pilihan. Saat mendaki Gunung Lawu, misalnya. Kamu harus
memilih akan lewat jalur yang landai, berpemandangan menarik tapi lebih
panjang atau naik lewat jalur yang curam, pemandangannya tidak begitu
cantik tapi menawarkan waktu tempuh lebih cepat?
Proses menuju dan selama perjalanan mengajarkanmu untuk terus membuat
pihan. Kamu tidak akan bisa mendapatkan semua yang kamu mau disaat
bersamaan. Hidup adalah proses panjang membuat serentetan pilihan yang
tidak akan pernah berhenti.

11. Tidak Diperlukan Zona Waktu Yang Sama Dan Ikatan Darah Untuk Membuat Hubungan Bertahan

Keluarga bukan cuma soal ikatan darah

Keluarga bukan cuma soal ikatan darah via www.travelpod.com
Lewat perjalanan kamu akan bertemu dengan banyak orang yang secara
ajaib masih terus terhubung denganmu sampai hari ini. Bahkan terkadang
kamu merasa lebih dekat dengan mereka dibanding dengan
orang-orang di sekelilingmu. Walau tidak bertemu setiap hari dan tidak
rutin saling bertukar kabar, kamu hanya tahu bahwa mereka ada.
Kamu akan memandang ikatan pertemanan dan keluarga dengan berbeda.
Tidak hanya mereka yang tinggal di zona waktu yang sama saja yang bisa
kamu ajak bersenang-senang dan berbagi cerita. Mereka yang tinggal di
belahan bumi lain pun bisa membuatmu merasa terdampingi.
Pasangan gay yang dulu membuka pintu rumahnya untukmu itu
kini sudah jadi keluargamu. Tanpa proses adopsi yang merepotkan, kamu
sudah merasa punya 3 ayah di dunia. Perjalanan akan memberimu perspektif
yang lebih luas soal hubungan.
Ternyata orang di seluruh dunia bisa terhubung dengan indah dan lekat. Selama mereka memang mau menjalin kedekatan.

12. Kamu Tidak Lebih Baik (Ataupun Lebih Buruk) Dari Orang Di Luar Sana

Kamu tidak perlu merasa superior ataupun inferior

Kamu tidak perlu merasa superior ataupun inferior via carlyoverthehillsandfaraway.blogspot.com
Terkadang sebagai orang Indonesia kamu sering merasa rendah diri jika berhadapan dengan bule. Mereka
terlihat lebih berani mengungkapkan pendapat, lebih kritis dalam
berpikir dan mengeluarkan argumen. Dampaknya kamu enggan membuka pintu
interaksi dengan mereka dan terus merasa seperti remah-remah rempeyek.
Atau kasus lainnya. Sebagai orang Jawa kamu merasa lebih pintar dari
orang-orang Papua. Setiap melihat mereka yang berkulit hitam dan
keriting, kamu akan berpikir kalau mereka tidak secerdas kamu. Padahal
kamu belum punya pengalaman berinteraksi langsung dengan mereka.
Tanpa pernah melakukan perjalanan dan melakukan interaksi intens
dengan orang di luar zona nyamanmu, pemahamanmu tidak akan pernah
berkembang. Kamu akan terus merasa superior dan atau inferior terhadap
orang lain. Padahal sebenarnya kamu tidak harus merasa rendah diri atau
pun tinggi hati. Toh manusia selalu punya kelemahan dan kelebihannya
sendiri.

13. Orang Di Seluruh Dunia Ternyata Tidak Begitu Berbeda

Selalu ada nilai universal bagi orang di seluruh dunia

Selalu ada nilai universal bagi orang di seluruh dunia via wesbrakerjapan.blogspot.com
Kamu merasa selama ini terkotak-kotakkan oleh ras, agama dan asal
negara? Merasa orang diluar sana aneh dan tidak akan bisa menerima
nilai-nilai yang kamu yakini selama ini? Hanya dengan melakukan
perjalanan lah pemahaman ini bisa berubah. Dari menjejakkan kaki di
tempat baru nan asing kamu akan sadar bahwa semua orang di seluruh dunia
punya nilai universal.
Kalian akan tetap tertawa ketika saling mengungkapkan candaan lucu.
Kawanmu dari Belgia ternyata juga bisa ikut sedih ketika kamu khawatir
keluargamu terkena dampak letusan Gunung Merapi. Meskipun di negara
asalnya tidak ada gunung berapi dan Eropa sudah punya sistem
penanggulangan bencana yang handal.
Lewat perjalanan kamu akan sadar bahwa manusia di belahan dunia
manapun ternyata tidak terlalu berbeda. Terlepas dari perbedaan bahasa
ibu, kita tetap bicara dengan bahasa serupa dalam kasih, niat baik dan
cinta. Bagi pejalan, dunia tidak lagi terasa asing dan menakutkan.

14. Identitasmu Ternyata Bisa Terus Berkembang

Kamu tidak akan selamanya jadi orang yang sama

Kamu tidak akan selamanya jadi orang yang sama via ubermoon.blogspot.com
Lewat perjalanan kamu akan mengetahui bahwa konsep diri tidak akan
pernah berhenti diciptakan. Dirimu yang sekarang bisa saja berubah dan
berkembang. Barangkali kamu tidak suka kentang goreng sebelumnya, tapi
di Belanda kamu justru jatuh cinta pada rasa kentang goreng yang gurih.
Kamu yang sebelum memulai perjalanan tidak suka kegiatan outdoor justru
bisa jatuh cinta pada snorkeling setelah tinggal di Derawan selama 2
minggu. Kegemaran, preferensi dan nilai yang kamu anut ternyata tidak saklek. Selalu ada ruang untuk perubahan yang tersedia dalam dirimu.

15. Kamu Tidak Akan Lagi Bisa Mendefinisikan “Rumah” Hanya Di Satu Tempat

Konsep rumah tidak akan pernah lagi sesederhana sebelumnya

Konsep rumah tidak akan pernah lagi sesederhana sebelumnya via tingesofting.com
Selepas perjalanan yang mengubah banyak hal dalam hidup, konsepmu tentang “pulang” dan “rumah
juga akan ikut bergeser. Rumah bagimu bukan lagi hanya kota kelahiran
atau tempat dimana orang tuamu tinggal. Ada tempat dan orang-orang lain
di belahan dunia sana yang juga bisa membuatmu merasa kembali.
Inilah harga yang harus dibayar dari sebuah perjalanan yang
memberikan banyak nilai ke hidupmu. Separuh hati dan kehidupanmu akan
terus tertinggal di tempat yang kamu kunjungi. Ada suara dalam dirimu
yang akan terus memanggil untuk kembali ke tempat-tempat itu.
Lalu, apakah kamu menyesal karena selepas perjalanan “pulang” dan “rumah” bertransformasi jadi lebih rumit?

Tentu tidak. Bagaimana kamu bisa menyesalkan sebuah perjalanan yang mengubahmu jadi pribadi yang lebih baik?

16. Perjalanan Memperlihatkan Bahwa Dunia Masih Sangat Luas Dan Kakimu Akan Selalu Gatal Untuk Pergi

Kakimu gatal untuk terus pergi

Kakimu gatal untuk terus pergi via choypengism.blogspot.com
Perjalanan membuka matamu tentang betapa luasnya dunia, betapa banyak
tempat yang belum kamu jamah dengan kakimu, betapa rakusnya kamu untuk
mendapatkan kesempatan menghirup udara yang berbeda. Kamu tidak akan
pernah merasa cukup hanya dengan sebuah perjalanan. Kakimu akan selalu
gatal untuk pergi.
Lewat proses mempersiapkan diri dan membawa kakimu menjelajahi
tempat-tempat asing kamu akan belajar bahwa selalu ada hal yang layak
diperjuangkan dalam hidup. Pekerjaanmu yang kadang membuatmu setengah
gila tetap layak dilakoni, karena hanya dengan penghasilan itulah kamu
bisa mengumpulkan uang untuk pergi ke Derawan.
Kesibukan dari jam 9 pagi hingga jam 9 malam memang melelahkan, tapi
kamu tetap punya pilihan untuk menyerah atau berjalan dan menghadiahi
diri dengan perjalanan kelak. Dari perjalanan kamu akan tahu bahwa hidup
tidak akan pernah berhenti di sisi bumi tempat kakimu berdiri.

17. Kamu Tidak Akan Jadi Orang yang Sama Selepas Pulang

Kamu tidak akan lagi jadi orang yang sama setelah pulang

Kamu tidak akan lagi jadi orang yang sama setelah pulang 
Ada hal-hal yang tidak akan lagi sama selepas kamu kembali ke tempat
asal. Kamu jadi lebih kritis memandang masyarakat dan interaksi di
sekitarmu. Ide-idemu jadi lebih liar, keyakinan dan prinsip yang kamu
anut pun makin kuat. Perjalanan ternyata mengubahmu dalam waktu singkat.
Banyak orang akan menganggapmu aneh dan nyinyir. Proses
menyesuaikan diri kembali memang tidak pernah mudah. Tapi yakinlah, kini
kamu sudah dalam proses untuk berkembang jadi pribadi yang lebih baik.
Perjalanan bukan pecundang yang hanya mengambil waktu dan tabunganmu
tanpa pernah mengajarkanmu sesuatu.
Bagaimana, apakah kamu para pejalan juga merasakan hal yang serupa?
Apakah kamu yang belum banyak melangkahkan kaki melihat dunia jadi gatal
ingin berjalan setelah membaca ini?
Dunia masih luas diluar sana, dan sayangnya kita hanya punya satu
kali kesempatan hidup untuk menjelajahinya. Jadi, kenapa tidak mulai
dari sekarang?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *