Iptek,  Kimia,  Riset

Lotion Anti Nyamuk dari Buah Jarak (Ricinus communis)

LOTION ANTI NYAMUK DARI BUAH JARAK (Ricinus communis) SEBAGAI PENANGKAL MALARIA
Juara II MITI Paper Challenge (MPC) Nasional 2011
Oleh : 
Firman Nugroho, Deni Aryati, Arif Yoga Pratama 

Latar Belakang

Kondisi kesehatan di Indonesia sampai saat ini masih menggelitik hati kita. Hal ini terkait dengan asalah kesehatan yang sangat signifikan terutama mengenai penyakit malaria. Di tahun 2010, Global Fund Malaria Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan(P2PL) Kementrian Kesehatan Dr.Lukman Hakim mengemukakan sebanyak 426 kabupaten di seluruh Indonesia dari 576 kabupaten, ditetapkan sebagai endemis malaria. Maka dari itu diperkirakan sekitar 45 % beresiko terangkit penyakit malaria ini. Penyakit Malaria bukan hanya terjadi di tingakat nasional, bahkan di negara seperti Eropa, Amerika Latin, Timur tengah juga Benua Afrika. Setiap tahun lebih dari 500 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta diantaranya meninggal dunia. Hal ini memicu semakin tingginya tingkat kematian bayi, anak balita, wanita hamil, dan menurunkan tingkat produktifitas sumber daya manusia.
Pada umumnya lokasi endemis malaria terjadi di daerah pedesaan terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan yang kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah, serta perilaku hidup sehat yang tidak baik. Karena Indonesia mempunyai iklim tropis dan subtropis. Hal ini memicu semakin banyaknya masyarakat yang terjangkiti penyakit malaria. Sebagai contoh di Indonesia, tahun 2003. Khususnya provinsi Jawa Tengah, jumlah kasus klinis malaria tercatat 351.905 kasus dan penderita positif malaria 16.973 orang. Slide positif rade mencapai 4,82 %.dan semua penderita yang ditemukan telah diberikan pengobatan radikal. Angka kesakitan tertinggi dilaporkan dari kabupaten Banjarnegara yaitu mencapai 6.0 per 1000 penduduk. Angka tertinggi kedua kabupaten wonosobo 4.39 per 1000 penduduk serta kabupaten Purworejo 3.85% per 1000 penduduk.Slide positive rate tertinggi dicapai oleh kabupaten Wonosobo 12.83%di susul kabupaten Purbalingga dan Purworejo masing-masing 11.80% dan 11.52%.Slide positive rate disini menunjukkan tingkat ketajaman penemuan penderita di lapangan serta besarnya masalah endemisitas malaria disuatu daerah. (http://www.antaranews.com/berita/235322/424-kabupaten-di-indonesia-ditetapkan-endemis-malaria).
Saat ini telah tersedia berbagai kemasan dan produk obat anti nyamuk, mulai dari obat anti nyamuk bakar, semprot, sampai anti nyamuk yang berbentuk lotion. Dari jenis-jenis produk anti nyamuk tersebut, lotion anti nyamuk tergolong produk yang digemari karena cara pemakaiannya yang praktis dan dapat dipakai kapan saja dan di mana saja. Namun ternyata di dalam produk lotion anti nyamuk yang banyak beredar saat ini mengandung bahan-bahan berbahaya yang disamping berbahaya bagi nyamuk juga berbahaya bagi manusia. Sedangkan zat yang sangat berbahaya yang terdapat dalam lotion anti nyamuk adalah racun yang bernama Diethyltoluamide.
Dari fenomena tersebut, maka perlu untuk dilakukan penelitian yang sekaligus menjadi salah satu solusi permasalahan dengan membuat lotion anti nyamuk dengan bahan buah Jarak (Ricinus communis) yang aman untuk kulit. Seperti kita ketahui bahwa buah Jarak (Ricinus communis) merupakan tanaman yang banyak ditemui dan mudah ditanam di Indonesia. Buah Jarak (Ricinus communis) dapat digunakan untuk memutus daur hidup nyamuk karena mengandung asam ricinoleat. Zat inilah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat lotion anti nyamuk.
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Malaria
Malaria adalah suatu istilah yang diperkenalkan oleh Dr. Francisco Torti pada abad ke 17, malaria berasal dari bahasa Itali Mal = kotor, sedangkan Aria = udara ”udara yang kotor” (Gandahusada, 2006). Malaria dapat menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodium. Penyakit malaria pada manusia ada empat jenis dan masing-masing disebabkan spesies parasit yang berbeda. Jenis malaria itu adalah:
1) Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan oleh Plasmodium vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi, ini dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi.
2) Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, disebabkan oleh P. falciparum. Plasmodium ini merupakan sebagian besar penyebab kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian
3) Malaria kuartana yang disebabkan P. malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama dari pada penyakit malaria tertiana atau tropika, gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.
4) Malaria yang mirip malaria tertiana, malaria ini paling jarang ditemukan, dan disebabkan oleh P. ovale. Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati, beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, organism tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah sehingga menyebabkan demam (Prasetyo, 2006).
Parasit malaria yang terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax atau campuran keduanya, sedangkan Plasmodium. ovale dan Plasmodium malariae pernah ditemukan di Sulawesi, Irian Jaya dan Negara Timor Leste. Proses penularannya adalah dimulai nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria, menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam. Malaria disebabkan oleh sporozoa dari genus plasmodium yang ditularkan ke manusia oleh nyamuk Anopheles dengan gejala demam yang sering/periodik, anemia, pembesaran limpha dan berbagai kumpulan gejala lain karena pengaruhnya pada beberapa organ, misalnya otak, hati, dan ginjal. Malaria dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia, disamping menyebabkan kesakitan dan kematian juga dapat menurunkan produktivitas kerja penderita (Rahmati, 2006).
B.     Buah Jarak
Jarak (Ricinus communis) adalah tumbuhan liar setahun (annual) dan biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7 – 9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini merupakan spesies tanaman dari Euphorbiaceae dan tergolong ke dalam genus Ricinus, subtribe Ricininae.
Sebutan untuk pohon Jarak di Indonesia berbeda beda disetiap daerah. Di Sumatera, Jarak dikenal dengan nama Dulang ada juga yang menyebutnya dengan Gloah. Di Madura, Jarak disebut dengan Kalek.
Gambar.1. Buah jarak
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Upabangsa:
Ricininae
Genus:
Ricinus
Spesies:
R. communis

Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis racun. Jarak pohon merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak dipakai sebagai campuran pelumas.

C.      Nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai “Mosquito”, berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats. Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain (http://wikipedia.co.id).

Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan suhu. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang (http://wikipedia.co.id).

Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali. Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan “fase pupa”. Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan (http://wikipedia.co.id).

Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomyia hidup dalam keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam sarang ketam sepanjang pesisir pantai (http://wikipedia.co.id)

Download full paper here

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *